VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting,
dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang
mana dalam klasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa
digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan
berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan
dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung
menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka
setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka
akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode
VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya
pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
Routing protocol
yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk
setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan
lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), Semua perangkat
router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh Penerapan VLSM : 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan
CIDR, dan didapat :
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir
subnet adalah 4 maka :
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
dst ….. sampai
dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari
hasil CIDR yaitu :
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet,
dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu :
/20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung
kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat :
130.20.32.0/24
Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi
sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
dst ….. sampai
dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1
dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok
subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8
blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Manfaat VLSM :
- Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
- VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
- Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
0 komentar:
Posting Komentar